Menteri Dalam Negeri (Mendagri)  membantah jika pembatasan pembelian  10 kg per hari oleh pengusaha ritel adalah rekomendasi pemerintah. 

“Setahu saya enggak ada rekomendasi mengenai pembatasan. Setahu saya pemerintah berupaya untuk memperkuat persediaan stok kemudian melancarkan distribusinya,” kata Tito usai menghadiri Seminar Internasional Desentralisasi Fiskal pada Kemenkeu, Jakarta Pusat, Selasa (3/10).

“Saya belum tahu (pembatasan pembelian beras) penyebabnya apa. Ada pembatasan saya juga belum tahu. Kalau ada pembatasan, apa penyebabnya saya juga belum tahu,” sambungnya.

Namun, ia tak menghentikan kemungkinan kalau memang alasan pembatasan hal itu adalah akibat stoknya menipis. Tito pun menegaskan selalu mengkoordinasikan hambatan beras dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) hingga Bulog.

Tito menegaskan pemerintah selalu menjaga rantai pasok beras. Ia merinci pengawasan dilaksanakan dari importasi ke Bulog, turun ke pasar besar, distributor besar, distributor kedua, hingga ke tingkat eceran.”Nah, ini tugas kita untuk sama-sama, kami Kemendagri, Bapanas, Bulog, kemudian Badan Pengawasan Keuangan serta juga Pembangunan (BPKP), Satgas Pangan Polri, kita cek bersama-sama. Itu termonitor dari daerah mana saja, itu yang dimaksud mana kita monitor setiap minggu,” tutur Tito.

“Kita harapkan dengan langkah-langkah ini akan bisa jadi jadi tertahan harganya serta menurun, tapi saya minta tadi salah satu kunci yang mana mana gak boleh ditinggalkan adalah diversifikasi pangan. Makan makanan pokok nonberas,” tutupnya.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com di area dalam Super Indo Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Senin (2/10), tampak jelas aturan yang dimaksud mana membatasi pembeli belaka mampu membawa pulang 2 kemasan beras berukuran 5 kg per harinya.

Pembatasan serupa juga terjadi dalam toko ritel lain, seperti Alfamart hingga Indomaret. Para petugas toko kompak mengatakan pembatasan ini berlaku sudah sejak satu hingga dua minggu belakangan.

Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey membenarkan pembatasan ini. Ia menyebut pembatasan dijalani demi mengatasi panic buying mengingat mahalnya biaya beras dalam tempat tengah pasokan yang digunakan digunakan mengkhawatirkan imbas El Nino.

Roy menyebut pembatasan sesuai dengan arahan dalam pertemuan pengusaha ritel dengan Bapanas lalu Bulog. Namun, ia berjanji mencabut batas maksimal pembelian beras di dalam dalam ritel jika stok sudah melimpah, termasuk dengan terbukanya keran impor.

“Ya, setelah impor tiba, pembatasan akan dicabut. Pembatasan ini sesuai arahan pemerintah untuk mencapai pemerataan. Rencananya, setelah impor 400 ribu ton, akan ditambah 1 jt ton pada awal 2024,” kata Roy saat dikonfirmasi.

Share:

Tinggalkan komentar