Jakarta – Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) lebih besar stabil dibandingkan mata uang negara lain.
Nilai tukar rupiah bergerak stabil kendati Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate pada level 5,75 persen, dengan suku bunga Deposit Facility sebesar 5 persen, kemudian suku bunga Lending Facility 6,5 persen.
“Dengan suku bunga ditahan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tetap tambahan stabil daripada mata uang negara lain. Meskipun, rupiah terdepresiasi secara point-to-point sebesar 0,98 persen dibandingkan dengan Agustus 2024,” ujar dia dalam keterangan tertoreh di Jakarta, Jumat.
Keputusan menahan suku bunga hal itu dinilai konsisten dengan stance kebijakan moneter untuk menegaskan inflasi tetap rendah juga terkendali.
Peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global menyebabkan nilai tukar rupiah hingga 20 September 2024 secara point-to-point melemah sebesar 0,98 persen dibandingkan dengan level akhir Agustus 2024. Secara year-to-date, nilai tukar rupiah menguat 1,22 persen dari level akhir Desember 2024.
Ke depan, stabilitas nilai tukar rupiah diproyeksikan masih tetap terjaga sejalan dengan persepsi positif penanam modal terhadap prospek perekonomian Indonesia, inflasi yang mana rendah, juga imbal hasil aset keuangan domestik yang tersebut menarik.
“Selain itu, BI terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi pada pasar valas di dalam perdagangan Domestic Non Deliverable Forwade (DNDF), meningkatkan efektivitas implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP (Peraturan Pemerintah) Nomor 36 Tahun 2024, lalu melanjutkan penerbitan SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia),” ucap Ibrahim.
Pada Kamis (21/9), rupiah sempat mengalami pelemahan pasca Federal Reserve (The Fed) bersikap lebih banyak hawkish dengan memberikan sinyal kenaikan suku bunga sekali lagi pada tahun ini dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC). The Fed turut memberikan sinyal calon menahan suku bunga tinggi untuk waktu yang digunakan tambahan lama.
Menurut Senior Economist PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto, tekanan dari sentimen global terhadap nilai tukar rupiah cukup signifikan. “Namun, hampir semua mata uang melemah, serta pelemahannya juga lebih lanjut signifikan dibandingkan rupiah, seperti peso Filipina kemudian thai baht, lalu beberapa mata uang negara maju seperti poundsterling dan juga euro,” ucapnya ketika dihubungi Antara, Kamis (21/9).
Pada penutupan perdagangan hari ini, mata uang rupiah bergerak stagnan sebesar 0 poin atau 0 persen menjadi Rp15.375 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp15.375 per dolar AS.
Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat menguat ke posisi Rp15.383 dari sebelumnya Rp15.397 per dolar AS.