Menteri Perdagangan  alias Zulhas yang tersebut digunakan tengah rajin berkeliling ke pasar-pasar tradisional akhirnya menemukan biang kerok mengapa para penjual sepi pembeli.

“Kan ini baru pandemi (covid-19), perlu waktu pulih. Lalu, sekarang memang sektor kegiatan ekonomi dunia melambat, Tiongkok (China) dan juga juga lain-lain melambat, Amerika juga,” katanya usai mengunjungi ITC Mangga Dua, Jakarta Utara, Rabu (4/10).

“Tidak mudah sekarang Tiongkok ekspor ke Amerika. Tiongkok itu kan dia bikin terus, barangnya banyak. Jangan sampai barang banyak itu membanjiri kita juga mematikan toko-toko atau usaha kita yang dimaksud dimaksud lain. Ini yang tersebut dimaksud akan diatur pemerintah,” sambung Zulhas.

Ia lantas menyinggung Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2024 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, juga Pengawasan Pelaku Usaha Dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik yang digunakan mana resmi diundangkan 26 September 2024. Beleid ini melarang social commerce, seperti TikTok Shop Cs, yang tersebut diklaim juga membunuh tukang jualan pasar.

Meski melarang TikTok Shop Cs, Zulhas menekankan dirinya mulai melatih para penjual pasar tradisional untuk memanfaatkan teknologi. Menurutnya, pemasaran pada media sosial diperbolehkan serta bisa saja jadi membantu penjualan.

“Agar juga teman-teman (pedagang) offline mulai berlatih online digital. Saya melatih peniaga pasar tradisional, selain orang belanja ke pasar juga dapat jualan langsung. Agar seimbang nanti diatur di area dalam Permendag Nomor 31, diatur nanti yang digunakan digunakan impor dalam media sosial apa, e-commerce apa saja. Sehingga nanti toko-toko ini bukan ada sepi,” tandasnya.

Selain ke ITC Mangga Dua, Zulhas baru-baru ini mendatangi Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta Timur hingga Pasar Asemka, Jakarta Barat. Di setiap pasar tersebut, Zulhas memborong barang-barang milik pedagang.

Share:

Tinggalkan komentar